Jakarta, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan, pemberian gelar kehormatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo sebagai jenderal bintang 4 atau jenderal penuh merupakan hal yang sangat pantas diberikan.
Menurutnya, Prabowo dinilai berjasa dan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa terutama bidang pertahanan dan keamanan, dan memiliki rekam jejak karir di dunia militer.
Dalam dunia militer, Qodari menyebut Prabowo pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus periode 1996-1998. Prabowo juga merupakan sosok yang tidak bisa dilepaskan dari berbagai prestasi yang diraih Kopassus sebagai bagian dari Komando Utama milik TNI Angkatan Darat (TNI AD) yang disegani dunia.
“Kontribusi Prabowo hemat saya besar, dia membangun postur Kopassus, dia juga membangun Kopassus menjadi pasukan elit yang sangat disegani, punya prestasi internasional, " kata M. Qodari dikutip dari akun Youtube Panangian Simanungkalit, Kamis (29/2/204).
Selain itu, kata Qodari, peran Prabowo yang ikonik selama menjabat sebagai Danjen Kopassus adalah saat terlibat dalam memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma, Papua.
Diketahui, operasi Mapenduma merupakan operasi militer untuk membebaskan 26 peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95. Mereka disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Jayawijaya, Papua. Operasi pembebasan sandera ini memakan waktu selama 129 hari.
Keberhasilan operasi pembebasan sandera Mapenduma, Papua disebut menambah panjang daftar prestasi Prabowo Subianto di dunia militer. Reputasi Prabowo yang kini menjabat sebagai Menhan pun semakin dikenal luas di kancah internasional.
Tak hanya itu, Qodari menyebut kiprah Prabowo dalam mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional juga patut diacungi jempol. Ia adalah sosok di balik ide cemerlang pengibaran bendera Merah Putih di puncak gunung tertinggi di dunia Everest.
“Kemudian pertama kali Indonesia menginjakkan kaki di gunung tertinggi di Everest itu kan Kopassus dan Pak Prabowo yang menjadi pelopornya, " ujar Qodari
"Menurut saya memang sangat layak diberikan tanda kehormatan dan jasa yang luar biasa, ” imbuhnya.
Lanjut Qodari, alasan pemberian bintang 4 itu layak diberikan ke Prabowo karena turut berkontribusi menyelamatkan banyak nyawa di Indonesia ketika wabah Covid-19 melanda dunia.
Prabowo merupakan sosok yang mendukung penuh proses pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dengan mau bergabung menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi.
“Peran beliau itu dalam penanganan covid banyak orang gak menyadari, bahwa beliau bagian dari pemerintahan sebagai mantan calon presiden yang punya massa begitu banyak, pendukung begitu banyak itu mendukung penuh proses pemulihan covid oleh Pak Jokowi, ” ucapnya.
Dikatakan Qodari, keputusan Prabowo bergabung dalam kabinet Jokowi membawa dampak besar bagi suasana politik tanah air, dan mempercepat perjuangan Indonesia keluar dari suasana krisis Covid-19.
Qodari mengaku sulit membayangkan jika saat itu Prabowo tidak bergabung dan bersatu dengan Presiden Jokowi dalam membantu pemerintah melakukan langkah-langkah penanggulangan Covid-19 waktu itu, mungkin suasananya akan berbeda.
Dalam konteks itu, Qodari menyebut jasa besar Prabowo yang turut berpartisipasi menyelamatkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan akibat hantaman Covid-19.
“Nah harus disadari bahwa itu menyelamatkan nyawa banyak orang dan menyelamatkan ekonomi Indonesia. Sehingga ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia, " jelas Qodari.
Oleh sebab itu, lanjut Qodari, penyematan bintang 4 kepada menteri pertahanan itu sudah sangat pantas dibubuhkan ke pundak Prabowo Subianto.
“Menurut saya gak bisa dibantah, betapa besar peran Prabowo dalam penanganan covid yang menyelamatkan sekian juta orang nyawa manusia Indonesia. Jadi sangat-sangat pantas apalagi kalau mau kita tambahkan beliau akan jadi Presiden Republik Indonesia, ” katanya.
Qodari menambahkan, penganugerahan itu juga sudah sesuai peraturan sebagaimana Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 dan tidak ada masalah hukum yang merintanginya.
“Kalau kita bicara masalah hukum pasti Pak Prabowo ini sudah selesai, paling tidak semenjak beliau menjadi calon wakil presidennya untuk Ibu Megawati tahun 2009, kalau dia punya masalah hukum apapun itu pasti kan gak lolos, " terang Qodari.
"Orang yang mempersoalkan masalah hukum itu sebetulnya sudah sangat-sangat tidak relevan, ” tegasnya.
Selain itu, Qodari berpandangan pemberian bintang 4 juga pernah dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya kepada sejumlah tokoh militer seperti Sarwo Edhie Wibowo, Soesilo Soedarman ketika zaman Presiden Soeharto menjabat.
“Yang menerima pangkat kehormatan sebagai jenderal ini Sarwo Edhie Wibowo pada eranya Pak Harto dulu ya juga Soesilo Soedarman sama zaman Pak Harto juga, ” ucapnya.
“Agum Gumelar mendapatkan anugerah Jenderal Kehormatan di era Presiden Abdurrahman Wahid, kemudian Luhut Binsar Pandjaitan juga di eranya Abdurrahman Wahid, ” lanjutnya.
Sementara itu, kata Qodari era Presiden Megawati Soekarnoputri juga pernah memberikan tanda kehormatan kepada tokoh berlatar belakang militer seperti Hari Sabarno dan Abdullah Mahfud (AM) Hendropriyono.
“Di era pemerintahan Presiden Megawati, Pak Hari Sabarno sebagai menteri dalam negeri Ibu Megawati memberikan, lalu AM Hendropriyono menerima jenderal kehormatan oleh Ibu Megawati di saat menjadi kepala Badan Intelijen Negara, ” jelasnya.
“Jadi Bu Mega sendiri sudah pernah kasih gelar kehormatan, kalau sekarang Pak Jokowi ngasih menurut saya sih teman-teman PDI Perjuangan juga gak bisa mempersoalkan karena Bu Mega sendiri juga sudah pernah memberikan, ” tuntasnya.
Paman Adam